Elbow joint merupakan salah satu sendi yang kompleks yang terdiri dari tiga tulang, tiga ligamentum, dua persendian dan satu kapsul. Sendi ini merupakan persendian di antara humerus dan radioulna, sendi elbow joint termasuk jenis sendi engsel / hinge joint yang hanya memungkinkan pergerakan fleksi dan juga ekstensi, namun sendi tersebut menjadi penting karena lokasi dan frekuensi penggunaannya dalam aktivitas sehari-hari maupun olahraga yang menggunakan persendian tersebut (Emily, 2022).
Salah satu klinis yang sering terabaikan dan menimbulkan suatu penyakit yang serius adalah dislocation elbow joint atau dislokasi sendi siku. Dislokasi sendi siku merupakan dislokasi sendi yang paling umum terjadi pada semua kalangan usia, baik anak anak, dewasa, maupun lansia. Dalam penerapannya 2 dislokasi sendi ini sering terabaikan dan terlengahkan hingga memicu muncul banyak indikasi lainnya (Emily, 2022).
Dislokasi sendi adalah tergesernya permungkaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lainnya. Cedera pada sendi dapat mengenai bagian permungkaan tulang yang membuat persendian dan tulang rawan, ligament, atau kapsul sendi rusak. Dari beberapa penelitian diperkirakan sekitar 42,1% kejadian dislokasi dari 100.000 orang dan penyebab tersering adalah akibat lalu lintas (57,4%) diikuti dengan terjatuh (27,5%) (Muqsith Al, 2018).
Dislokasi elbow Joint atau sendi siku sering terjadi karena trauma ataupun cidera. Diagnosa dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan foto rontgen, CT-Scan 3D dan MRI juga berguna untuk mendiagnosa fraktur maupun dislokasi sendi terkait, fragmen osteochondral, lepasnya persendian atau intraartikular, osifikasi myositis, kalsifikasi periartikular, osifikasi heterotrofik dan kerusakan pada kartilago articular (Kemenkes,2024).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mukaddam, A.M.(2017), menjelaskan bahwa pemeriksaan radiografi elbow joint dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan radiografi konventional biasa mengguakan proyeksi Antero Posterior (AP) dan Lateral. Menurut Lampignano, (2018), pemeriksaan elbow joint dapat dilakukan menggunakan pemeriksaan radiografi konventional maupun menggunakan modalitas penunjang lainnya seperti CT-Scan.
Apabila pemeriksaan radiografi konventional tidak memberikan diagnosa pasien yang jelas, CT-Scan bisa digunakan dalam membantu menegakan diagnosa. Khususnya dengan penambahan pencitraan multiplanar dan tiga dimensi (3D) yang mampu memberikan penilaian anatomi regional yang lebih baik dan memerlukan akuisisi yang tepat. (Giancarlo, et al.,2018).
CT-Scan menjadi salah satu modalitas imaging canggih yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil tulang elbow joint. Pemeriksaan CT-Scan menggunakan modalitas multi Detector Computed Tomography sehingga dapat memberikan pencitraan dengan kualitas yang lebih baik. Pemeriksaan ini dirancang untuk mengatasi tantangan pencitraan dari radiografi dengan membatasi berkas radiasi penyinaran sinar-X dan mentrasmitnya hanya pada pada area tubuh yang di inginkan. (Long, 2018).
Gambar 1. CT- Scan RS Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta (RSO, 2025)
Pemeriksaan CT Scan pada kasus trauma elbow joint sering dilakukan dan dianggap sebagai landasan untuk penggambaran pola fraktur dan perencanaaan operasi oleh dokter Ortopedi (Lee et al., 2019). Hasil citra CT Scan elbow joint dapat mengkarakterisasi penyebab penyakit dislokasi pada sendi beserta perluasannya, serta dapat menggambarkan keterlibatan tulang, memvisualisasikan dan mampu menunjukkan gambaran anatomi dan tingkat keparahan sehingga kualiatas citra CT-Scan berperan penting dalam membantu dokter mendiagnosa suatu patologi (Ramadhani, 2023).
Kualitas citra CT-Scan elbow joint dinilai baik berkaitan dengan ketepatan penggunaan parameter dan rekontruksi citra. Selain memberikan kualitas citra yang lebih baik juga dapat membantu mendiagnosa sekaligus pemberikan dosis radiasi terbaik untuk pasien (Karthikeyan, 2019).
Menurut Bhargava,S. et al., (2018) Pemeriksaan CT Scan elbow joint dapat dilakukan dengan memposisikan pasien supine dengan kepala dekat dengan gantry (head first) dan lengan yang sakit di angkat ke atas kepala dan lengan satunya di samping dada, dengan menggunakan sequence satu range dengan batas atas 2-3 cm distal humerus hingga batas bawah sampai caput of radii dengan slice thickness yang direkomendasikan 1-2 mm, slice gap 0,5-1,0 mm dengan factor eksposi ideal.
Gambar 2. 2D CT-Scan Sagittal Elbow (RSO, 2025)
Selain penggunaan parameter, rekontruksi citra 3D juga mampu menampilkan gambaran anatomi yang sesuai dan akurat yang tercermin dalam suatu kualitas gambar radiologi. Proses rekonstruksi 3D dari CT-Scan elbow joint dapat menghasilkan gambar tomografi 3D elbow joint yang diperoleh dari berbagai sudut disekitar pasien serta menghasilkan gambar dengan penampang melintang yang berdekatan dari suatu bagian tubuh, sehingga memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi, menemukan, dan menggambarkan secara akurat titik-titik pada anatomi yang diperiksa. (Soraia, et al 2021).
Gambar 3. Lateromedial 3D CT-Scan (RSO,2025)
Pemeriksaan CT-Scan elbow joint dengan rekontruksi tiga Dimensi dapat menampilkan gambaran anatomi yang sesuai dan membantu dokter ortopedi dalam menentukan model rangka yang sesuai dengan data CT Scan pasien. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah posisi pasien dan objek pada saat pemeriksaan, ketebalan irisan/slice thickness, interval antar irisan/slice gap dan dosis radiasi. Parameter dan rekontruksi ini harus dioptimalkan dengan protokol akuisisi yang tepat untuk menghindari terjadinya artefak yang dapat memengaruhi pemrosesan gambar.
Pemeriksaan CT Scan elbow joint 3D menjadi pemeriksaan CT-Scan rutin di Instalasi Radiologi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Salah satu klinis yang sering dijumpai yaitu dislokasi sendi. Pada prakteknya pemeriksaan CT Scan elbow joint dengan kasus dislokasi di Instalasi Radiologi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menggunakan rekontruksi 2D dan 3D. Untuk itu penulis ingin mengetahui serta memahami lebih lanjut mengenai teknik pemeriksaan CT Scan elbow joint dengan klinis dislokasi yang dilakukan di Instalasi Radiologi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Referensi :
- Emily A. Lalone, The University of Western Ontario. (2024). An Image-Based Tool to Examine Joint Congruency at the Elbow.
- Lampignano, J. P., & Kendrick, L. E. (2018). Bontrager’s TEXTBOOK of RADIOGRAPHIC POSITIONING and RELATED ANATOMY.
- Lee, Y. C., Pan, N. Y., & Chan, H. F. (2019). Computed tomography for elbow fractures: Adding value to the radiology report. Hong Kong Journal of Radiology, 22(4), 263–270. https://doi.org/10.12809/hkjr1916926
- Long, W. Brucce, et. al. (2018). Merrils Atlas of Radiographic Positioning and Radiographic Procedure, volume one, (13th Edition). Elsevier Mosby: St. Louis.
- Sumber Foto : HUMAS -RSO
Penulis Oleh : Teguh Wiyono S.ST. M.Kes
Web Keslan : https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/4020/rekontruksi-3d-ct-scan-elbow-joint-di-rso-soeharso