CTEV (congenital talipes equino varus) atau dikenal juga dengan clubfoot atau kaki pengkor, merupakan kelainan konginetal, fiksasi dari kaki pada posisi adduksi, supinasi, dan varus. Tulang calcaneus, navicular, dan cuboid terrotasi ke arah medial terhadap talus, dan tertahan dalam posisi adduksi serta inversi oleh ligamen dan tendon. Pada CTEV terjadi kekakuan ligamen dan tendon bagian dalam kaki, sehingga tendon lebih pendek dari ukuran normal dan menarik kaki ke arah dalam.1

Di Amerika Serikat angka kejadian CTEV yaitu 1-2 kasus pada setiap 1000 kelahiran. Sedangkan di Indonesia, CTEV telah dilaporkan sebagai penyakit kongenital yang paling sering ditemui dengan persentase mencapai 21,9?ri total bayi dengan penyakit kongenital.2 Kondisi CTEV ini dapat dilihat secara langsung setelah bayi lahir. CTEV dapat terjadi pada satu kaki maupun kedua kaki. Apabila tidak ditangani dengan benar sejak dini, CTEV dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan cacat permanen pada penderita.2

Penanganan CTEV dapat dilakukan pada usia 1-2 minggu setelah kelahiran. Penanganan sejak dini bertujuan untuk mendapatkan kaki yang estetik, fungsional, bebas nyeri dan plantigrade. Tatalaksana pasien CTEV bervariasi mulai dari non-operatif maupun operatif, yang meliputi manipulasi ringan dan strapping, teknik ponseti (pemasangan gips serial), manipulasi dengan alat-alat mekanik, sampai koreksi secara operatif.3

Tatalaksana utama pada CTEV dengan metode ponseti yaitu teknik pemasangan gips serial (serial casting). Teknik ini diakui bedah orthopedi memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Sebelum pemasangan gips diperlukan foto radiologi posisi anteroposterior (AP) kaki dalam posisi abduksi dan posisi lateral kaki dalam posisi dorsifleksi maksimal dan fleksi plantar.4

Gips/Cast dipasang dari jari kaki hingga 1/3 atas paha dengan lutut fleksi 90o. Gips ni akan diganti setiap 5-7 hari. Pada kebanyakan kasus diperlukan 5-6 kali dan maksimal 10 kali penggantian gips untuk mendapatkan koreksi yang baik. Setiap pemasangan cast akan memiliki tujuan koreksi tersendiri.5

Setelah melalui berbagai tujuan koreksi dan manipulasi, maka gips dapat dilepas. Selesai pemasangan gips serial dibutuhkan follow-up dengan pemeriksaan foto radiologi kaki untuk melihat hasil koreksi. Apabila koreksi telah sesuai maka diberikan Foot abduction orthosis (Denis Brown bar and shoes). Sepatu Denis Brown ini untuk mencegah rekurensi deformitas, untuk remodeling persendian dengan tulang-tulang dalam posisi baik, dan untuk meningkatkan kekuatan otot kaki.6 Alat ini berupa sepatu yang terhubung dengan dynamic bar (kira-kira sepanjang bahu pasien). Alat ini dipakai 22-23 jam sehari selama 3 bulan pertama, lalu saat tidur malam dan siang (12-14 jam sehari) hingga anak berusia 1 tahun, dan saat tidur malam hingga usia 3-4 tahun. Pasien disarankan untuk kontrol satu bulan berikutnya dan dilanjutkan dengan interval 3 bulan.7

  Perawatan gips dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Menjaga gips tetap bersih dan kering

Apabila gips kotor dapat dibersihkan dengan kain basah. Usahakan jangan sampai gips terkena air.

  • Monitor aliran darah pada kaki

Setelah pemasangan gips, tekan jari-jari kaki dan perhatikan kembalinya aliran darah. Jika aliran darah kembali >3 detik, jari-jari dingin dan pucat maka segera kembali ke dokter atau datang ke IGD terdekat.

  • Lihat ujung jari kaki

Apabila ujung jari-jari kaki tidak terlihat atau masuk ke dalam gips, segera kembali ke dokter agar pemasangan gips dievaluasi.

 

Referensi :

  1. Alfianita, Fadila. “Diagnosis dan Tatalaksana Congenital Talipes Equino Varus”. Medula. Vol  7  No 4 (2017): 64-68
  2. Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN. 2018.
  3. https://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatinkelainan bawaan.pdf
  4. Laloan, Richardo. “Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)”. e-CliniC Vol 8 No 2 (2020): 211-221. Tersedia dari: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic
  5. Staheli, Lynn. Clubfoot: Ponseti Management Third Edition [internet]. Global Health Education Low-cosr Publications; 2009 [diakses tanggal 11 Maret 2023]; 4-8(3);175-193. Tersedia dari: www.global-help.org
  6. Angganugraha, Indra. 2016. “Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)”. Sari Pustaka FK UNUD.
  7. Filberto. “Diagnosis dan Tatalaksana Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)”. CDK-292 Vol 48 No 1 (2021): 58-61

Sumber Gambar :

  1. https://kidshealth.org/content/dam/patientinstructions/en/images/serialCasting_a_enIL.png
  2. https://www.wheelessonline.com/wp-content/uploads/2020/07/club_casting5.jpg
  3. ttps://orthopaedicprinciples.com/wp-content/uploads/2018/07/clubfoot.jpg

 

Penulis : Sholikah Dian Pertiwi, S.Kep., Ns.

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2286/pemasangan-dan-perawatan-gips-serial-serial-casting-pada-ctev

Share :

Tags:

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *