Total Knee Replacement (TKR) adalah prosedur operasi penggantian sendi lutut yang tidak normal dengan material buatan (AAOS, 2022). Pasien pasca operasi TKR ini seringkali terlambat dalam melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini sendiri didefinisikan sebagai pergerakan baik bangun tidur dan/atau berjalan sesegera mungkin setelah operasi (Renkawitz, 2010). Adapun berbagai alasan mengapa mobilisasi dini tidak segera dilakukan saat 24 jam pertama pasca operasi, diantaranya adalah faktor nyeri setelah operasi. Selain faktor nyeri, pasien juga mengeluh takut saat akan menggerakkan kakinya.

Padahal, banyak studi yang menganjurkan untuk segera melakukan mobilisasi dini setelah operasi TKR. Studi terbaru dari Wainwright et al (2020) menyatakan bahwa pasien pascao operasi TKR harus melakukan mobilisasi sedini mungkin untuk memfasilitasi pencapaian awal kriteria pemulangan. Studi tersebut juga didukung oleh penelitian dari Lei, YT pada tahun 2021 di China bahwa mobilisasi dini 24 jam pasca operasi TKR dapat menurunkan angka LOS (length of stay) meningkatkan fungsi lutut, mengurangi biaya rawat inap, dan menurunkan insiden kejadian DVT (Deep Vein Thrombosis ) serta infeksi pernafasan. Penelitian lain dari Harikesavan pada tahun 2019 di India menunjukkan bahwa mobilisasi dini pasca operasi dapat menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan kecepatan berjalan dalam 1 bulan.

Sebagian besar pasien operasi TKR dilakukan pembiusan dengan anestesi spinal. Klien yang mendapat anestesi spinal biasanya dibaringkan selama 8 sampai 12 jam setelah operasi (Kozier et al, 2004). Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya komplikasi pasca operasi, praktisi kesehatan sebaiknya mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk mobilisasi dini pada 24 jam pertama setelah dilakukan TKR. Namun, adapun hal?hal yang perlu diperhatikan pada pasien paska TKR sebelum dilakukan mobilisasi dini yaitu status hemodinamik, skala nyeri dan keluhan mual atau muntah (Wu, et al., 2003).

Adapun beberapa latihan mobilisasi dini 24 jam pertama pasca operasi yang dapat dilakukan di atas tempat tidur/bed menurut rekomendasi dari AAOS (American Academic of Ortophedic Surgeons) dan booklet Vancouver Coastal Health yang diterbitkan tahun 2019. Perlu diingat bahwa sangat normal ketika merakan ketidaknyamanan saat melakukan beberapa latihan ini. Sebelum memulai latihan, dianjurkan untuk melakukan Deep breathing. Nafas dalam dapat dilakukan dengan mengambil nafas lewat hidung, tahan 2?3 detik, hembuskan lewat mulut secara perlahan 3?4 detik, dan dilakukan sebanyak 10 kali. Deep breathing ini dapat mencegah terjadinya infeksi pernafasan.

Latihan mobilisasi dini ini bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah di daerah paha dan kaki, yang mana sangat penting untuk mencegah pembekuan darah. Selain itu, latihan ini akan membantu memperkuat otot dan meningkatkan pergerakan lutut (AAOS, 2022). Latihan yang pertama disebut quadriceps sets. Latihan ini dilakukan dengan mengencangkan otot paha. Posisikan lutut dan kaki lurus, lalu kencangkan otot paha dan tahan selama 5 sampai 10 detik. Latihan ini dapat diulangi sebanyak 10 kali atau sampai paha terasa lelah.

Latihan kedua yaitu straight leg raises, dimana posisi lutut dan kaki lurus serta otot paha dikencangkan (seperti posisi quadriceps set) lalu angkat kaki keatas, tahan selama 5 sampai 10 detik. Turunkan perlahan dan ulangi hingga paha terasa lelah.

Latihan ketiga adalah ankle pump, yaitu gerakan menekuk dan meluruskan ankle (pergelangan kaki), dilakukan sebanyak 30 kali secara perlahan dimana 1 detik ankle ditekuk ke atas dan 1 detik ankle ditekuk ke bawah (seperti gerakan memompa). Lalu dilanjutkan dengan gerakan memutar ankle secara perlahan sebanyak 30 kali. Latihan ini dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari.

Latihan keempat disebut knee straightening exercises. Gerakan ini dilakukan dalam posisi tidur terlentang, lalu letakkan bantalan dibawah tumit agar tumit tidak menyentuh bed. Selanjutkan kencangkan paha, luruskan kaki dan coba untuk menyentuhkan bagian belakang lutut pada bed.  Latihan ini dapat dibantu oleh orang lain dengan menekan tempurung lutut ke arah bed dan tahan selama 10 detik. Lakukan latihan ini sebanyak 10 kali.

Latihan kelima yaitu bed-supported knee bends. Gerakan ini dilakukan dalam posisi terlentang, lalu tekuk lutut dengan posisi tumit tetap pada bed. Tahan lutut dalam posisi menekuk semaksimal mungkin selama 5 samapai 10 detik. Lalu luruskan lutut perlahan dan ulangi gerakan tersebut selama 10 kali atau sampai lutut bias menekuk sempurna.

Gerakan-gerakan diatas akan diajarkan terlebih dahulu oleh perawat atau fisioterapis dan dapat dilakukan pasien pada 24 jam pertama pascaoperasi TKR saat masih berada di atas bed. Gerakan selanjutnya dapat dilakukan 24 jam atau 48 jam setelah operasi dengan berfokus pada kemampuan ambulasi pasien seperti duduk, berpindah ke kursi, dan berjalan. Meskipun gerakan hanya dilakukan di tempat tidur namun latihan sedini mungkin dapat mempengaruhi hasil penyembuhan kedepannya. Seperti kata pepatah bahwa meskipun langkah kecil, namun itu tetap disebut sebuah langkah yang nanti akan memberikan dampak lebih baik.

Memulai sesuatu yang belum pernah dilakukan memanglah tidak mudah. Tetapi bukan berarti tidak mungkin. Pun memulai untuk melakukan mobilisasi dini 24 jam pertama pascaoperasi TKR bukan hal yang mudah namun perlu diingat bahwa tujuannya baik. Dimulai dari kesadaran bahwa kesembuhan diawali dari diri sendiri dengan didukung oleh keluarga, tenaga medis, dan lingkungan. Tidak perlu takut untuk memulai dan bertanya apabila kurang paham akan latihan yang diajarkan. Mari jadikan setiap percikan keyakinan dan tindakan kita sebagai sebuah ikhtiar menuju sehat. Jika tidak tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi? So, stay positive, stay smart, and recover fast. Salam sehat.

Referensi :

AAOS (American Academic of Ortophedic Surgeons). (2022). Total Knee Replacement Exercise Guide. Available at: https://orthoinfo.aaos.org/en/recovery/total-knee-replacement-exercise-guide/, diakses pada tanggal 7 Februari 2023.

Harikesavan K, Chakravarty RD, Maiya AG. Influence of early mobilization program on pain, self-reported and performance based functional measures following total knee replacement. J Clin Orthop Trauma. 2019 Mar-Apr;10(2):340-344.

Lei YT, Xie JW, Huang Q, Huang W, Pei FX. Benefits of early ambulation within 24?h after total knee arthroplasty: a multicenter retrospective cohort study in China. Mil Med Res. 2021 Mar 5;8(1):17.

Renkawitz T, Rieder T, Handel M, et al. (2010). Comparison of two accelerated clinical pathways–after total knee replacement how fast can we really go? Clin Rehabil, 24: 230–239.

Vancouver Coastal Health. (2019). Exercise Guide for Knee Replacement Surgery. Available at: https://vch.eduhealth.ca/en/permalink/phem671, diakses pada tanggal 8 Februari 2023

Wainwright TW, Gill M, McDonald DA, Middleton RG, Reed M, Sahota O, Yates P, Ljungqvist O. Consensus statement for perioperative care in total hip replacement and total knee replacement surgery: Enhanced Recovery After Surgery (ERAS®) Society recommendations. Acta Orthop. 2020 Feb;91(1):3-19.

Sumber Gambar :

https://images.squarespace-cdn.com

https://www.thecenteroregon.com/wp-content/uploads/2022/09/knee-640×800.jpg

 

Penulis Artikel : Kartika Ekawati, Ners

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2241/mobilisasi-dini-pasien-pascaoperasi-tkr

Share :

Tags:

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *