Frozen shoulder atau adhesive capsulitis merupakan suatu kondisi peradangan yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada bahu. Pada frozen shoulder biasanya terjadi proses patologis di mana terjadi kontraktur kapsul glenohumeral.[1]

Frozen shoulder dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Frozen shoulder primer biasanya idiopatik dan sering dikaitkan dengan penyakit lain seperti diabetes mellitushipotiroiddislipidemia, atau spondylosis serviks. Sedangkan frozen shoulder sekunder biasanya terjadi akibat trauma atau cedera pada bahu. Cedera yang biasanya berlanjut menjadi frozen shoulder adalah rotator cuff tear, fraktur, pembedahan, atau imobilisasi lama.[1,2,23]

Gejala utama dari frozen shoulder adalah nyeri bahu yang diikuti dengan keterbatasan lingkup gerak sendi bahu. Dalam anamnesis, pasien biasanya menggambarkan sebagai suatu nyeri tumpul yang tidak terlokalisasi dengan baik yang dapat menyebar ke otot biseps. Pasien biasanya mengeluh kesulitan melakukan gerakan di belakang bahu, seperti membuka resleting baju atau menyisir rambut. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan keterbatasan lingkup gerak sendi bahu yang disertai rasa nyeri saat menggerakkan sendi bahu.[2]

Frozen shoulder dapat hilang dengan sendirinya meskipun memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu antara 18-30 bulan. Untuk mengurangi keterbatasan aktivitas yang ditimbulkan oleh keluhan, dapat dilakukan intervensi medis.

Tata laksana dapat mencakup pemberian analgesik, fisioterapi, injeksi kortikosteroid intraartikuler, hingga terapi pembedahan. Terapi pembedahan biasanya merupakan pilihan terakhir, yaitu bila setelah 10-12 bulan terapi konservatif tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Pilihan terapi pembedahan adalah manipulasi di bawah anestesi umum ataupun release kapsular via artroskopi.

Pada pasien yang menjalani pembedahan, rehabilitasi pascaoperasi sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Penggunaan arm sling perlu dibatasi selama beberapa hari pascaoperasi, dan tidak dikenakan saat tidur. Peregangan perlu dilakukan 3 kali sehari.[3-5]

Penyebab dan Faktor Risiko Frozen Shoulder

Belum diketahui apa yang menyebabkan frozen shoulder. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini, yaitu:

  1. Berjenis kelamin perempuan
  2. Berusia 40 tahun ke atas
  3. Menderita penyakit sistemik, seperti diabetes, penyakit Parkinson, tuberkulosis, penyakit jantung, atau gangguan hormon tiroid (hipertiroid atau hipotiroid)
  4. Mengalami imobilitas (tidak dapat bergerak) dalam waktu lama, misalnya akibat stroke, patah tulang lengan, pemulihan setelah operasi, atau cedera pada rotator cuff (otot di sekitar bahu)

Gejala Frozen Shoulder

Frozen shoulder dapat sangat mengganggu aktivitas penderitanya. Berikut ini adalah beberapa contoh gerakan yang sulit dilakukan penderita frozen shoulder:

  1. Memakai baju
  2. Menyisir rambut
  3. Menggaruk punggung
  4. Memasang bra
  5. Meraih barang di tempat yang tinggi

Gejala frozen shoulder umumnya berkembang secara perlahan dalam tiga tahap, yang setiap tahapnya bisa berlangsung selama beberapa bulan. Tiga tahap tersebut adalah:

  1. Tahap pertama atau freezing stage
    Tahap ini ditandai dengan nyeri di setiap kali sendi bahu digerakkan, sehingga membuat pergerakannya terbatas. Periode ini berlangsung 6–9 bulan.
  2. Tahap kedua atau frozen stage
    Tahap kedua ditandai dengan mulai berkurangnya nyeri, tetapi sendi bahu menjadi semakin kaku dan sulit digerakkan. Periode ini bisa berlangsung selama 4 bulan sampai 1 tahun.
  3. Tahap ketiga atau thawing stage
    Tahap ketiga ditandai dengan pergerakan bahu yang mulai membaik. Tahap ini umumnya terjadi selama 6 bulan sampai 2 tahun.

Pada beberapa penderita frozen shoulder, nyeri pada sendi bahu bisa memburuk di malam hari dan bahkan mengganggu tidur.

Kapan harus ke dokter

Meski dapat mereda dengan sendirinya, frozen shoulder dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya karena membuat pergerakan dan aktivitas menjadi terganggu. Oleh sebab itu, penderita disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter, agar dokter dapat memberikan pengobatan untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.

Diagnosis Frozen Shoulder

Dokter akan bertanya pada pasien mengenai gejala yang dialami dan riwayat penyakit yang dimiliki. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bahu dan lengan pasien dengan dua cara berikut:

  1. Meminta pasien menggerakkan lengan dan bahu, untuk mengetahui jangkauan lengan pasien pada gerakan aktif
  2. Meminta pasien melemaskan otot bahu dan mengarahkan lengan pasien ke gerakan tertentu, untuk mengetahui jangkauan lengan pasien pada gerakan pasif

Dokter umumnya dapat menentukan frozen shoulder melalui pemeriksaan fisik di atas. Namun, bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen atau MRI, untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa keluhan pasien disebabkan oleh kondisi lain, misalnya radang sendi (artritis).

Pengobatan Frozen Shoulder

Ada beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk mengatasi keluhan akibat frozen shoulder, yaitu:

Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan dokter bertujuan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Contoh obatnya adalah aspirin, ibuprofen, dan sodium naproxen. Jika nyeri terus terjadi, dokter mungkin akan memberikan suntikan kortikosteroid ke area bahu yang bermasalah.

Fisioterapi

Terapi fisik (fisioterapi) bertujuan untuk mengembalikan jangkauan lengan semaksimal mungkin. Pada fisioterapi untuk frozen shoulder, pasien akan diajarkan gerakan-gerakan yang dapat membantu proses pemulihan. Penting untuk diingat, pengobatan dengan metode ini memerlukan komitmen pasien agar hasil terapinya maksimal.

Selama sesi fisioterapi, dokter juga dapat melakukan TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation). TENS adalah terapi listrik yang dilakukan dengan menghantarkan arus listrik kecil melalui elektroda yang ditempelkan di kulit. Arus listrik tersebut bertujuan untuk menghambat impuls saraf yang menyebabkan rasa nyeri.

Selain dengan terapi di atas, pasien juga dapat secara mandiri melakukan kompres dingin di bahu selama 15 menit, beberapa kali dalam sehari. Hal ini dinilai cukup efektif untuk meredakan nyeri di bahu.

Jika terapi fisik dan obat-obatan tidak membantu, dokter dapat melakukan beberapa pilihan prosedur lain, seperti:

  1. Manipulasi sendi bahu
    Manipulasi bahu dilakukan dengan memberikan bius total terlebih dahulu, agar pasien tertidur dan tidak merasakan nyeri saat manipulasi dilakukan. Setelah pasien sudah dalam keadaan terbius, dokter akan menggerakkan bahu pasien ke berbagai arah untuk melemaskan jaringan kapsul sendi yang tegang.
  2. Distensi bahu
    Distensi bahu adalah prosedur penyuntikan air steril ke dalam kapsul sendi. Prosedur ini bertujuan untuk meregangkan jaringan kapsul sendi bahu dan memudahkan pergerakan sendi.
  3. Artroskopi
    Artroskopi dilakukan dengan memasukkan alat kecil berkamera (artroskop) melalui sayatan di sekitar sendi Artroskopi bertujuan untuk membuang jaringan parut dan jaringan yang berlekatan di dalam sendi bahu.

Komplikasi Frozen Shoulder

Komplikasi yang mungkin muncul akibat frozen shoulder adalah kaku dan nyeri di bahu yang berlangsung lama. Pada beberapa kasus, pasien bisa mengalami kaku atau nyeri bahu sampai 3 tahun walaupun sudah mendapatkan obat-obatan.

Komplikasi juga dapat terjadi akibat manipulasi bahu, misalnya patah tulang lengan atas (humerus) atau robekan pada otot lengan atas.

Pencegahan Frozen Shoulder

Bagi pasien yang dalam proses pemulihan dari cedera atau operasi, disarankan untuk selalu menggerakkan lengan agar tidak terjadi frozen shoulder. Jika sulit menggerakkan bahu, diskusikan dengan dokter mengenai jenis gerakan yang dapat diterapkan untuk mempertahankan jangkauan gerak bahu.

Selain itu, pasien stroke juga disarankan untuk segera menjalankan fisioterapi setelah serangan stroke. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekakuan pada sendi bahu dan sendi lainnya yang terdampak.

 

Refrensi :

1.       St Angelo JM, Fabiano SE. Adhesive Capsulitis. [Updated 2021 May 10]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532955/

2.       Ramirez J. Adhesive capsulitis: diagnosis and management. Am Fam Physician. 2019;99(5):297–300.

3.       Cho CH, Bae KC, Kim DH. Treatment Strategy for Frozen Shoulder. Clin Orthop Surg. 2019;11(3):249-257. doi:10.4055/cios.2019.11.3.249

4.       Chan HBY, Pua PY, How CH. Physical therapy in the management of frozen shoulder. Singapore Med J. 2017 Dec;58(12):685-689. doi: 10.11622/smedj.2017107. PMID: 29242941; PMCID: PMC5917053.

5.       Pandey V, Madi S. Clinical Guidelines in the Management of Frozen Shoulder: An Update!. Indian J Orthop. 2021;55(2):299-309. Published 2021 Feb 1. doi:10.1007/s43465-021-00351-3 23. Zreik NH, Malik RA, Charalambous CP. Adhesive capsulitis of the shoulder and diabetes: a meta-analysis of prevalence. Muscles Ligaments Tendons J 2016; 6:26

6.       Challoumas, et al. (2020). Comparison of Treatments for Frozen Shoulder – A Systematic Review and Meta-analysis. JAMA Network Open, 3(12), pp. 1–28.

7.       Tang, et al. (2019). Physical Therapy for the Treatment of Frozen Shoulder – A Protocol for Systematic Review of Randomized Controlled Trial. Medicine, 98(32), pp. 1–3.

8.       Cleveland Clinic (2019). Disease & Conditions. Frozen Shoulder.

9.       Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Frozen Shoulder.

10.   Badii, C. Healthline (2017). Frozen Shoulder.

11.   Roberts, J. Medscape (2020). Adhesive Capsulitis (Frozen Shoulder).

12.   Starr, O. Patient (2018). Frozen Shoulder.

13.   https://flexfreeclinic.com/uploads/gallery/gejala_frozen_shoulder_Flexfree_Clinic_xatct.jpg

14.  https://flexfreeclinic.com/uploads/gallery/peradangan_penyebab_nyeri_bahu_Flexfree_Clinic_tvie6.jpg

15.  https://flexfreeclinic.com/uploads/artikel/Flexfree_Clinic_Penyebab_Frozen_Shoulder_serta_Gejalanya_nepxC.jpg

16.   https://thorpesphysiotherapy.com/wp-content/uploads/2021/02/frozen-shoulder-1.png

 

Penulis Artikel : dr. Muhammad Alfa Septiano Yunus, SpOT

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2240/frozen-shoulderbahu-beku

Share :

Tags:

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *