[Sukoharjo] – Bertempat di Lantai 3 Gedung Perkantoran, RSO Soeharso menyelenggarakan Workshop Basic Life Support For First Responders / Lay Persons Batch 11 – 16, hari Selasa dan Rabu tanggal 24 – 25 September 2024. Selama tahun 2024, RSO Soeharso telah menyelenggarakan workshop ini dalam 16 batch dengan sasaran masyarakat awam, mahasiswa, karyawan kantor dan nakes lain. Pada kesempatan kali ini, workshop dengan Sertifikat Kemenkes 2 JPL dan 1.5 SKP diikuti oleh 158 dari Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Dewasa ini kejadian serangan jantung maupun kecelakan sangat meningkat khususnya dinegara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan Survai Kesehatan Rumah Sakit (SKRT) serangan jantung (heart attack) merupakan urutan kedua yang menyebabkan kematian dan kecelakaan merupakan urutan yang ketiga penyebab kematian di Indonesia. Basic Life Support (BLS) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa. Di luar negeri BLS/BHD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Basic Life Support merupakan usaha untuk mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa dan atau alat gerak. Pada kondisi napas dan denyut jantung berhenti maka sirkulasi darah dan transportasi oksigen berhenti, sehingga dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ fital akan mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan.
Bertindak sebagai narasumber pada workshop kali ini antara lain: dr. Kshanti Adhitya, Sp.EM, MM; dr. Hafid Septian Nugroho; Ambar Puspitasari, S.Kep, Ners; Erviana Kustanti, S.Kep, Ners; Sutarman, S.Kep, Ns; Jaswanto, S.Kep, Ns, M.Kes; Sumarni, S.Kep, Ns; Kartika Ekawati S.Kep, Ns; Nanda Wardhana, AMK.
Adapun materi yang disampaikan meliputi: Overview Update BLS AHA and AED serta CPR Adult and Infant. Selain diisi penyampaian materi, pelatihan ini juga disertai dengan kegiatan praktek langsung yang dipandu oleh instruktur berkompeten. Para peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara. Antusiasme ini terlihat dari banyaknya interaksi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Diskusi semakin menarik ketika masing – masing peserta menerapkan materi yang didapat sebelumnya pada alat peraga yang telah disiapkan oleh panitia.
Diharapkan setelah mengikuti workshop ini peserta dari masyarakat awam dan pegawai non medis mampu mengenali kegawatdaruratan henti jantung. Serta dapat memberikan pertolongan awal saat terjadi henti jantung sebagai upaya medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh seseorang.
[Humas RSO]