Sukoharjo [Studio RSO Soeharso Lt.3 Gedung Perkantoran] – Komite Keperawatan RSO Soeharso bekerjasama dengan Sub Tim Kerja Pendidikan & Pelatihan menyelenggarkan kembali Webinar Sharing Knowledge Session 5 dengan tema : “All About Scoliosis”, pada Hari Rabu, 25 Juni 2025 pukul 13.00 WIB – 15.00 WIB secara zoom meeting dengan jumlah peserta 181 baik dari perawat RSO Soeharso maupun dari luar.

Sebagai narasumber dr. Abdaud Rasyid Yamani, SpOT (K), Roossy Irawati, S.Kep.Ns. dan moderator webinar Erwi Rochma Pangastuti, S.Kep. Ners. Dengan materi Get to Know and When To Do Surgery ?, dan Perencanaan Mobilisasi Pasca Tindakan Berdampak bagi Kualitas Hidup Pasien Scoliosis.

Tentang scoliosis ini, masyarakat perlu mengetahui. Skoliosis adalah kondisi medis di mana tulang belakang seseorang melengkung ke samping dalam bentuk “S” atau “C”. Meskipun beberapa kelengkungan tulang belakang adalah normal, skoliosis melibatkan kelengkungan abnormal yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya dan dapat memburuk seiring waktu jika tidak mendapat peanganan dengan benar. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 2–3% populasi, dengan mayoritas kasus bersifat idiopatik (tanpa penyebab yang jelas) dan sering terdeteksi pada masa remaja. Deteksi dini pada skoliosis sangat penting untuk mencegah terjadinya peningkatan kelainan dan komplikasi jangka panjang, seperti gangguan postur tubuh, nyeri kronis, hingga gangguan fungsi organ.

Ada 5 jenis scoliosis yang perlu kita semua ketahui :

Pertama, Skoliosis Idiopatik, : jenis yang paling umum (sekitar 80% kasus), penyebabnya tidak diketahui, sering muncul pada masa remaja (Skoliosis Idiopatik Remaja). Kedua, Skoliosis Kongenital : disebabkan oleh malformasi embriologis. Biasanya terdeteksi saat lahir atau di masa kanak-kanak awal. Ketiga, Skoliosis Neuromuskular : disebabkan oleh penyakit neurologis atau otot seperti cerebral palsy atau distrofi otot. Keempat, Skoliosis Degeneratif : terjadi pada orang dewasa akibat penuaan dan keausan pada tulang belakang. Mungkin berhubungan dengan radang sendi atau osteoporosis. Kelima, Skoliosis Fungsional : kelengkungan sementara yang disebabkan oleh kejang otot, peradangan, atau perbedaan panjang kaki. Tulang belakangnya sendiri normal, tetapi tampak melengkung, jelas dr. Abdaud Rasyid Yamani, SpOT (K).

Perencanaan keperawatan pada pasien scoliosis harus sudah dimulai sejak pasien masuk ruang perawatan, supaya setelah tindakan, pasien dapat melaksanakan aktivitasnya kembali. Aktivitas  tubuh seperti bagaimana yang harus diperhatikan dan dijaga supaya pasien dapat kembali menjalani kegiatan sehari-hari, minimal keluhan pasca operasi dan melaksanakan terapi yang dianjurkan. Menjaga posisi tubuh yang baik, taat dalam menggunakan brace sangat membantu dalam proses pemulihan pada pasien scoliosis. Demikian disampaikan Roossy Irawati.

 

[Humas – RSO]

Share :

Tags:

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *